Soreh itu damai sekali
Anak-anak ria bermain
Aku pula?
Hanya pemerhati
Di sebalik jendela
Yang kian lama bosan dengan jelmaanku
Angin menghembus layu ke wajahku
Menari-nari membelai rambutku
Mungkin itu sahaja temanku
Yang setia tanpa jemu
Dahulu tika aku masih muda bertenaga
Aku jua ria
Kerna dunia ini milikku
Ya,milikku sendiri
Aku ke sana ke mari
Bersuka ria di bumi Illahi
Tanpa ragu meneguk air ludahan syaitan itu
Namun,
Semuanya dahulu
Zaman yang sudah pupus ditelan dek zaman
Kini,
Aku sendirian di sebalik jendela
Diselimuti tubuh tuaku yang kian mengerekot
Hanya menanti tanah membaham jasadku
Biarlah air mata ini menjadi penghias wajahku.
Biarlah mata ini meliar mencari pintu akhiratku

Biarlah hati ini berkecai
Agar cahaya Nur-Nya
Dapat melepasi pintu hati
Yang sudah lama terkunci rapi
No comments:
Post a Comment